Gangguan habitat dapat mengubah dinamika iklim mikro hutan dengan mengganggu struktur tajuk, khususnya di hutan tropis yang secara struktural kompleks. Perubahan ini dapat memengaruhi ektotermik, yang kinerja dan kebugarannya sangat sensitif terhadap kondisi iklim. Respons perilaku, seperti perubahan aktivitas, dapat membantu melindungi ektotermik hutan seperti kupu-kupu dari perubahan iklim mikro di hutan tropis yang terganggu.
Dengan menggunakan survei lapangan dari empat lokasi hutan tropis di Asia, kami membandingkan puncak, durasi, dan intensitas aktivitas terbang untuk populasi 21 spesies kupu-kupu yang berasosiasi dengan hutan antara hutan berkanopi terbuka dan hutan berkanopi tertutup. Kami kemudian membandingkan suhu dan pencahayaan yang dialami setiap spesies selama periode aktivitasnya antara kedua tipe hutan tersebut.
Meskipun populasi kupu-kupu memulai aktivitasnya lebih awal dan mencapai tingkat puncak lebih awal di hutan berkanopi terbuka dibandingkan dengan hutan berkanopi tertutup, durasi dan intensitas aktivitas tetap sama di antara populasi. Meskipun terjadi pergeseran waktu aktivitas antara tipe hutan, kupu-kupu mengalami kondisi suhu yang sama di kedua tipe hutan, tetapi terpapar pada tingkat pencahayaan yang lebih tinggi di hutan berkanopi terbuka.
Secara keseluruhan, kami menunjukkan bahwa kupu-kupu tropis dapat mengimbangi perubahan iklim mikro di hutan tropis dengan mengubah pola aktivitas mereka. Hal ini dapat membantu kupu-kupu menahan diri terhadap peningkatan suhu tetapi tidak terhadap tingkat pencahayaan yang lebih tinggi setelah pembukaan tajuk hutan akibat gangguan habitat. Hasil kami menekankan pentingnya memahami bagaimana aktivitas hewan merespons gangguan habitat.