ABSTRAK
Kebisingan antropogenik adalah produk sampingan yang menyebar luas dari aktivitas manusia yang semakin berdampak pada perilaku dan ekologi satwa liar. Studi ini meneliti perilaku perjalanan siamang liar ( Symphalangus syndactylus ) dalam menanggapi eksperimen pemutaran yang mensimulasikan kebisingan antropogenik dari jackhammer, lalu lintas, musik, dan kontrol suara alami panggilan jangkrik. Selama 12 bulan, tujuh kelompok siamang dari empat lokasi lapangan di Sumatera Utara dipelajari menggunakan pola pergerakan yang dilacak GPS sebelum dan sesudah eksperimen pemutaran. Kami menemukan bahwa siamang melakukan perjalanan jauh lebih jauh setelah pemutaran kebisingan antropogenik dibandingkan dengan kondisi dasar, dengan respons terkuat terhadap rangsangan lalu lintas dan jackhammer. Meskipun tidak ada perbedaan tingkat kelompok yang signifikan (didefinisikan di sini sebagai perbedaan yang konsisten dalam pola respons di seluruh kelompok siamang) antara jenis pemutaran yang diamati, ada bukti anekdotal bahwa satu kelompok terpisah dalam menanggapi peristiwa kebisingan. Ini menunjukkan bahwa kebisingan antropogenik berpotensi mengganggu ikatan pasangan dan memengaruhi penggunaan wilayah jelajah, dengan konsekuensi kebugaran potensial. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya penyelidikan lebih lanjut terhadap dampak ekologis kebisingan antropogenik dan implikasinya terhadap konservasi satwa liar.
Siamang ( Symphalangus syndactylus ) Memodifikasi Perilaku Perjalanan sebagai Respon terhadap Eksperimen Pemutaran Ulang Peristiwa Suara Antropogenik
