Abstrak
Mangsa diharapkan mampu memahami isyarat pemangsaan secara efektif, mengenali predator, dan mengadopsi strategi antipredator yang tepat untuk meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup. Spesies dengan kemampuan kognitif yang tinggi cenderung lebih baik dalam proses ini, sementara penelitian empiris masih kurang. Peran kognisi dalam menghindari pemangsaan memerlukan penyelidikan lebih lanjut, terutama pada spesies dengan struktur sosial dan sistem komunikasi yang kompleks.
Burung murai bersayap biru ( Cyanopica cyanus ) telah menunjukkan bakat luar biasa dalam tugas-tugas kognitif. Kami melakukan eksperimen presentasi dan pemutaran model untuk menguji kemampuan mereka dalam mendeteksi predator dan menyebarkan informasi di alam liar.
Kami menemukan bahwa burung murai menunjukkan respons yang berbeda menurut jenis model (merpati, elang, dan kucing) dan kondisi mata model (tertutup atau tidak tertutup). Individu menunda kunjungan ke tempat makan dan mengambil lebih sedikit makanan sebagai respons terhadap model predator dan model yang matanya tidak tertutup. Model kucing dianggap berisiko lebih tinggi, dan burung murai akan mengeluarkan suara alarm dengan lebar pita yang lebih lebar, frekuensi yang lebih tinggi sebesar 5%, dan frekuensi yang lebih tinggi sebesar 95%. Kami juga menemukan bahwa pemutaran suara alarm dapat memicu perilaku antipredator yang berbeda dari spesies yang sama.
Studi kami meneliti bagaimana burung murai bersayap biru memahami informasi dan membuat keputusan untuk menghindari predator. Studi ini menunjukkan bahwa suara alarm burung murai bersayap biru berfungsi dalam mengodekan dan berbagi informasi, sehingga memberikan pemahaman mendalam tentang komunikasi vokal yang kompleks dan kognisi risiko pada burung.